Kekerasan Anak & Remaja , Muslimah GPI Sumut ; Efek HP Mengendalikan Anak Kita Bukan Orang Tua Lagi
MEDAN, SUARAGPI – Semakin maraknya kekerasan yang dilakukan anak dibawah umur dan para remaja belakangan ini sungguh sangat memprihatinkan.
Regina Balqis Barbara Nasution, MM, Ketua Muslimah Gerakan Pemuda Islam (GPI) Sumatera Utara ini menyampaikan keprihatinannya akan terjadinya hal tersebut. “Mau tidak mau semakin sekulernya dunia pendidikan dewasa ini membuat kondisi pendidikan kita semakin memburuk” ujar wanita yang juga praktisi pendidikan ini menanggapi beberapa kasus kekerasan yang dilakukan anak dan remaja yang semakin viral belakangan ini di Medan (2/8)
“Satu contoh misalnya, dari tahun ke tahun tidak ada peningkatan penguatan materi keagamaan di dunia pendidikan.
Mata pelajaran agama hanya 2 jam, bandingkan dengan ilmu pelajaran yang lain yang bisa sampai 6 jam. Padahal sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dan semua kita juga mengakui agama adalah pembentuk karakter agama seseorang.
Maka tidak heran sekarang ini bila ada anak dengan mudahnya menghabisi nyawa seseorang karena tersinggung atas suatu persoalan kecil”terang pegiat sosial ini.
“Ada kepincangan dalam dunia kependidikan kita, perubahan kurikulum yang acapkali tidak merubah substansi persoalan sama sekali Perubahan kurikulum terkesan hanya mengejar “proyek” belaka, padahal pendidikan itu memanusiakan manusia bukan sekedar mengisi otak saja.
Hal tersebut diperparah oleh lingkungan yang tidak ramah. Coba kita lihat sekarang ini, berapa jam orang tua mempunyai waktu untuk menjadi teman curhat dan sharing anak ?.
Kebanyakan malah menjadikan teknologi HP yang jadi teman curhatnya. Akhirnya lahirlah content dan postingan tidak mendidik dari anak-anak itu sendiri.
Itu belum lagi dengan tayangan kekerasan. Ingat anak adalah makhluk peniru, dan kita banyak yang tidak siap dengan kemajuan teknologi itu. HP hari ini mengendalikan anak -anak kita bukan kita sendiri sebagai orang tuanya”tutup alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut.