Tanggapi Polemik di Universitas Pattimura, Alumni Minta Rektor Taat Aturan
MALUKU, SUARAGPI – Universitas Pattimura Adalah Kampus Stigmatisasi Orang Basudara .Maka kewajiban mendapatkan seorang pemimpin merupakan bagian dari tindakan untuk memenuhi jaminan bagi Mahasiswa, karena itulah komitmen suatu kewajiban sebagaimana wajibnya mendapatkan sosok pemimpin untuk mengelola Birokrasi kampus dengan menerapkan gotong-royong.
Dalam musim kontestasi politik (Pergantian Rektor) akan banyak calon bermunculan dengan membawa visi dan janji politik. Bagi warga masyarakat kampus, kriteria keimanan, visi keadilan, kemampuan dan karakter pemimpin merupakan salah satu yang perlu dicermati.
Jadilah seorang pemimpin yang mempunyai karakter, Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, artinya antara pemimpin dan yg dipimpinnya mempunyai kesamaan dalam hidup, silaturahim.
Melihat dinamika politik pergantian rektor akhir2 sangat memanas . Tensi pemilihan rektor baru memasuki tahapan panas, setelah surat Dekan Fisip Unpatti ditolak Rektor Nus Sapteno. Surat itu berisi pengusulan pergantian anggota Senat Universitas dari Dr. Elsina Titaley., M.Si, kepada Prof. Dr. Zainal Rengifuwarin., M.Si.
Surat ke Rektor Unpatti soal pergantian anggota Senat Universitas tak dibalas,” ungkap sumber ameks.id, Senin (31/7/2023) malam. Karena tak dibalas, Dekan Fisip Wahab Tuanaya mengirimkan surat kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek di Jakarta
Padahal tugas Dirjen pada Kemendikbudristek, Nizam menegaskan agar Rektor Unpatti, agar berjalan sesuai ketentuan yang menjadi dasar keanggotaan Senat Universitas di lingkungan Universitas Pattimura.
Karena itu,Kemendikbudristek meminta Rektor Unpatti segera melakukan pergantian antar waktu keanggotaan senat Elsina Titaley anggota senat pengganti wakil Guru Besar, dengan Zainal Rengifuwarini yang kini keanggotaan dari wakil Guru Besar) di lingkungan FISIP Universitas Pattimura
Dalam hal ini GPI Maluku Menilai Bahwa Ambisius Rektor M. J. Sampteno hanya mementingkan kepentingan dirinya ,Kelompok dari pada kepentingan masyarakat kampus,serta melanggar Regulasi yg sudah di tetapkan ,nah kepemimpinan seperti ini adalah Menyerahkan kepemimpinan kepada mereka yang ambisi, maka yang didapat sebuah kekecewaan. Janganlah kau jadikan sosok pemimpin yang terlalu ambisius,”
Sebagai Alumni Kampus Universitas Pattimura Maka pentingnya memberikan edukasi yg baik dalam mengawal demokrasi kampus sejalan dengan cita-cita bahwa Alumni Sebagai Katalisator , Hubungan Alumni dan Almamater, dan Hubungan Alumni dan Calon Mahasiswa.
Jangan sepelekan suara mahasiswa. Kami ada untuk mengawal demokrasi supaya berjalan dengan semestinya.”Mahasiswa adalah garda yang kuat dalam menyampaikan pikiran rakyat.”
Hal ini juga sejalan dengan kolaborasi antara negara dan kelompok civil society, kelompok intelektual serta sikap saling terbuka antara sesama pimpinan kampus dan semangat gotong royong dalam menyelesaikan aneka persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat kampus pihak mahasiswa dan alumni emiliki peluang, peran, dan kontribusi untuk turut serta menyelesaikan persoalan di tengah lingkungan kampus.
GPI Maluku menyerahkan bahwa setiap orang berhak untuk memiliki cita cita dan harapan menjadi pemimpin. Namun, jangan pula keinginan menjadi pemimpin membutakan segala cara ambisi yang berlebihan untuk meraih kekuasaan hanya akan memunculkan cara yang tidak bermoral dan Melanggar Ketentuan yang sudah di terapkan.